Namun bagaimanapun itu, Liverpool telah diakui sebagai salah satu klub yang disegani di dunia, setidaknya bila publik sadar akan sejarah masif klub yang berbasis di Anfield ini di masa lalu.
Selama tiga dekade beruntun sejak dimulai di era 70-an hingga awal 90-an, hegemoni Liverpool sungguh tak bisa dibantah. Beragam gelar domestik serta Eropa silih berganti masuk ke lemari sejarah The Kop.
Tentu, di balik kesuksesan besar The Reds, ada sosok-sosok pemain yang pernah mengharumkan kejayaan tim asal Merseyside, yang sekarang namanya telah melegenda.
Menjelang kedatangan Liverpool ke Indonesia pada Juli mendatang, GOAL.com Indonesia secara spesial menyuguhkan Anda napak tilas perjalanan hebat 10 pemain yang telah dipandang sebagai legenda besar klub yang berdiri sejak 121 tahun silam itu.
IAN CALLAGHAN |
|
Di rentang era manajemen Bill Shankly dan Bob Paisley, Callaghan mempersembahkan raihan juara seperti trofi pertama Piala FA pada 1965, dan kegemilangan di pentas Benua Biru saat menghadirkan The Reds titel European Cup [sekarang Liga Champions] di tahun 1977 untuk pertama kalinya.
Total penampilan sang mantan gelandang dengan balutan seragam merah mencapai angka 640, dan secara keseluruhan, bila ditotal dengan performanya untuk klub lain, Callaghan sudah mengoleksi 857 appearances. Catatan terakhir ini membuat namanya masuk dalam sejarah sepakbola Inggris sebagai satu-satunya pemain yang paling banyak mengumpulkan jumlah penampilan.
Prestasi tertinggi Callaghan yaitu ketika dia berhasil membawa timnas Inggris juara Piala Dunia 1966. Trofi di pentas empat tahunan itu menjadi yang perdana bagi The Three Lion sekaligus juga yang terakhir.
JAMIE CARRAGHER |
|
Nama Carragher sudah amat melekat di hati loyalis The Kop. Setiap penampilannya di lapangan, selalu teriring nyanyian parodi The Beatles "Yellow Subrime" untuk sang defender: "We all dream of a team of Carragher".
Sebagaimana diketahui, Jamie telah memutuskan untuk lepas sepatu di akhir musim kemarin setelah bermain sebanyak 709 laga bareng The Reds. Namun, berkat kesetiaannya di Anfield, rasanya pantas bila publik Merseyside bersedih karena tak lagi bisa melihat figur pemain paling setia musim depan.
Walau di masa kanak-kanaknya dia adalah Evertonian, tapi catatan satu dekadenya dengan torehan banjir piala bersama The Reds sepertinya sudah cukup untuk menyebut sang denyut jantung klub sebagai A true Liverpool legend!
RAY CLEMENCE |
|
Pria 64 tahun ini juga merupakan bagian dari era kesuksesan Liverpool di bawah polesan tangan dingin Bill Shankly.
Di bawah naungan The Kop, Clemence telah berbakti membela klub selama 665 laga sejak era 70-an. Kini sang legenda bekerja sebagai kepala pengembangan FA yag mengawasi bibit-bibit muda Inggris dari level U-16 hingga U-21.
Selain itu, pria yang di masa kanak-kanaknya mendalami ilmu sepakbola di akademi Notts Country itu juga adalah bagian dari salah satu staf senior timnas Inggris. Di sana dia bekerja sebagai pelatih kiper.
EMLYN HUGHES |
|
Pemain bertahan milik The Reds di era 1967-1979 itu menjadi salah satu bagian dari sejarah hegeoni Liverpool di masa lalu. Dia mengapteni Liverpool untuk merebut dua trofi pertama European Cup [1977 dan 1978].
Sosoknya yang tangguh serta berjiwa pemimpin, membuat dirinya juga dipercaya mengenakan ban kapten timnas Inggris di era 70-an. Keberhasilan Hughes memimpin timnas memang sudah diprediksi oleh manajer Bhill Shankly ketika membeli Hughes dari Blackpool Februari 1967. Ketika sang manajer hendak membawa Hughes ke Anfield untuk kali pertama, mobil Shankly sempat dihentikan oleh seorang polisi, namun sang juru taktik berkata: "Tidakkah Anda tahu siapa yang saya bawa di mobil ini? Dia kapten Inggris!". Si polisi memang tidak mengenali Hughes saat itu karena si pemain memang bukan siapa-siapa. Shankly melanjutkan: "Anda harus mengenalnya!". Dan benar saja, di masa mendatang pascamomen itu, Hughes benar-benar menjadi kapten Inggris.
Pria kelahiran Lancashire 57 tahun silam ini telah mencatat rekor 665 penampilan di bawah seragam Liverpool.
IAN RUSH |
|
Selama 15 tahun berbakti di Anfield, Ian berhasil mengumpulkan pundi-pundi sebanyak 346 gol di semua kompetisi. Sampai sekarang, belum ada lagi regenerasi yang bisa melampaui catatan gemilangnya itu. Total gol Ian juga jika dirata-ratakan hampir selalu ada gol di setiap pertandingan yang dilakoninya.
Ian telah menjadi pemain kunci di generasinya. Satu hal penting yang selalu tertanam di benak para pemuja The Reds terhadap pria 51 tahun itu: kolektor gol. Hanya itu!
Selama berkarier di Liverpool dia telah menempatkan tim meraih trofi juara prestisius seperti lima gelar Liga Primer Inggris dan dua titel European Cup.
Setelah tak lagi aktif sebagai pemain, Ian beralih profesi menjadi komentator sepakbola di salah satu stasiun televisi Inggris.
PHIL NEAL |
|
Dari lima final yang pernah dilaluinya itu, empat trofi bergengsi Benua Biru itu berhasil dia suguhkan untuk publik Merseyside. Neal semakin menancapkan reputasi tingginya di final Eropa kelimanya saat The Reds bertemu Juventus 1985 silam, di mana dia menjadi kapten pada laga itu.
Selain itu, Neal dikenal sebagai salah satu pemain tersukses Inggris dalam sejarah, dengan mampu memenangkan delapan trofi Liga Primer Inggris, empat Piala Liga, lima FA Charity Shields, empat piala Liga Champions, dan sepasang Piala UEFA-Piala Super Eropa selama delapan musimnya bermukim di Liverpool.
Setelah bertahun-tahun mengabdi di Anfield, Neal pun melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih. Dia sempat memoles klub sekelas Bolton Wanderers dan Manchester City. Untuk tim yang disebut pertama, pengoleksi 650 laga untuk Liverpool itu pernah memberikan titel Football League Trophy pada 1989.
KENNY DALGLISH |
|
Gelar pribadi masif semacam Ballon d'Or, PFA Player of the Year, dan FWA Footballer of the Year di tahun 1983 serta penghargaan-penghargaan individu lainnya seakan menjelaskan di era tersebut ada pesepakbola sohor lahir dari Liverpool.
Tak hanya gelar pribadi, ketika aktif bermain, secara total, The Reds diantarnya mendulang 23 trofi, baik di domestik dan Eropa sepanjang catatan 501 laga berikut 169 gol dengan balutan seragam Merah.
Sosoknya yang begitu kental dengan publik Anfield membuatnya dipercaya penuh untuk mengambil mandat duduk di kursi utama pelatih Liverpool pertengahan 80-an dan kembali lagi ditunjuk melatih Steven Gerrard cs pada 2011 silam sebelum musim lalu diberhentikerjakan untuk digantikan Brendan Rodgers. Namun, kepergian Dalglish tetap harum karena sebagia pelatih pun dia tetap gemilang dengan menghadirkan tiga gelar EPL, dua Piala FA, satu Piala Liga dan empat FA Charity Shield.
BRUCE GROBBELAAR |
|
Loyalis The Reds mungkin tak akan pernah lupa dengan satu momen atraksi liuk gemulai kakinya yang membuat dia kemudian dijuluki si kaki spaghetti di final European Cup 1984 kala berhadapan dengan AS Roma. Dalam laga yang berakhir dengan adu penalti itu, Grobbelaar benar-benar menjadi protagonis.
Banyak klub sudah pernah dia bela, tapi Liverpool lah yang meroketkan namanya. 628 penampilan bersama The Reds tampaknya sudah cukup menjadi bukti betapa vitalnya peran sang kiper di bawah mistar.
Pada 1994, Grobbelaar pernah dirundung isu tidak sedap mengenai dugaan keterlibatan dalam skandal pengaturan pertandingan menyusul ditemukannya sebuah rekaman yang menggambarkan dirinya sedang membahas perjudian. Tapi pada perkembangannya, pria 55 tahun itu dinyatakan tidak bersalah.
ALAN HANSEN |
|
Hansen dianggap sebagai salah satu bek tersohor di negeri Ratu Elisabeth ketika itu dengan keberhasilannya mengangkat Liverpool delapan kali berdiri di podium juara kompetisi teratas Inggris dalam kurun 1979 hingga 1990 secara berturut-turut. Sejarah sepakbola Inggris juga mencatat, Hansen adalah pemain pertama yang sukses memenangkan titel liga di tiga dekade berbeda.
Tak hanya di domestik, di ajang Eropa, tiga kali dia membentengi lini pertahanan The Reds untuk membawa klub membungkus tiga gelar European Cup pada 1978, 1981, dan 1984.
Pemilik 620 caps bersama Liverpool itu setelah pensiun sempat bekerja di televisi BBC sebagai analis sepakbola. Hansen juga pernah menjadi saksi hidup salah satu tragedi paling masyhur di sepakbola Inggris, bencana Hillsborough pada 1989.
STEVEN GERRARD |
|
Jika Anda berpikir Liverpool, satu nama ini tak bisa dipisahkan. Gerrard selalu diibaratkan sebagai pemain yang tak pernah berhenti berlari hingga melihat timnya menjadi juara. Kenny Dalglish pernah bilang: "Apalagi yang mau diperdebatkan dari Gerrard? Dia adalah pemain terbaik dengan balutan seragam merah yang pernah ada."
Total 629 laga yang sudah dimainkannya bersama Kop seakan menegaskan betapa kelirunya publik Anfield bila mereka tidak menempatkan figur gelandang 33 tahun itu ke jajaran legenda Liverpool.
Lebih dari itu, Gerrard juga sudah mendapat pengakuan sebagai salah satu gelandang dengan jiwa kepemimpinan terbaik dalam sejarah sepakbola Inggris.
Peraih perunggu di Ballon d'Or edisi 2005 itu memang belum pernah membawa Liverpool juara Liga Primer Inggris. Tapi loyalitas sang kapten rasanya terlalu agung untuk dibandingkan "hanya" dengan koleksi juara yang pernah dia hadirkan.
No comments:
Post a Comment